Dua Yang Tak Pernah Serasi
“Apa yang lebih menakutkan daripada perasaan bahwa lo sudah nggak lagi mengenali diri lo sendiri?” Pertanyaan itu tiba-tiba saja keluar dari kepalaku saat aku sedang bersandar dengan nyamannya di…
On My Way Home
What If. “What” and “If” are two words as non-threatening as words can be. But put them together side by side and they have the power to haunt you for…
Book Review – Always, Laila
Aku tidak akan lagi bertanya-tanya tentang kabar ataupun alasan perpisahan kita. Aku lelah dan terluka. Apa yang pernah dan belum kita miliki telah aku anggap mati. Dan ternyata kamu keliru.…
Short Story – Pada Secangkir Teh
(Cerpen dimuat di Majalah Femina No. 1/XLII, 4 – 10 Januari 2014, Pemenang II Sayembara Cerpen Femina 2013) Aku membawa dua cangkir teh melati, satu untukku dan satu…
Short Story – Dalam Temaram
Hari ini adalah hari yang istimewa. Aku sengaja mengambil cuti. Bukan hanya karena hari ini suamiku akan pulang dari tugas luar kota selama sepuluh hari. Baru kali ini dia ditugaskan…
Short Story – Biru
Berada di pantai selalu membawaku pada satu nama. Namanya Ombak Lautan. Hmm, pertama kali mendengar namanya, aku spontan mengernyitkan keningku. Nama macam apa itu? Tapi sebelum bertanya lebih…
Short Story – Lelaki Berambut Perak
Lelaki Berambut Perak (Cerpen dimuat di Majalah Femina No. 40, 12 – 18 Oktober 2013) Dia masih mengingat kesukaanku. Setidaknya itulah yang kusimpulkan katika melihat bingkisan yang dibalut dengan…
Short Story – Di Sela Tawanya
Ruangan yang berukuran tidak lebih dari 10 x 20 meter persegi itu dipenuhi oleh suara tawa anak-anak berusia tujuh tahun usai melihatku memamerkan beberapa gerakan Kung Fu yang kupelajari dari…
Short Story – Percik, Kembang Api dan Bintang
Dua gadis kecil berkejaran di antara riuh rendah warga yang sedang mempersiapkan pesta pada malam hari nanti. Mereka dengan lincahnya menerobos puluhan, ratusan, bahkan ribuan jamur yang sudah siap…
Short Story – Wusssssh… Disappear!
Foto diambil dari carolcassara.com Wusssssh… Disappear! “Heii, Luluuu… gimana diklatnya? Lemes amat sih?” Aku hanya menengok sebentar ke arah datangnya suara yang menyapaku. “Capek.. Ngantuk..”, jawabku sekenanya sambil…